Total Quality Management (TQM)
Penerapan
Total Quality Management untuk Meningkatkan Kepuasaan Pelanggan menuju
Perusahaan Berkelas Dunia
(Kajian Empiris pada Perusahaan
American Express )
Oleh: Apid Junaedi
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang: Fenomena Manajemen
Perkembangan
dunia yang meng-global membuat dunia seakan-akan tanpa batas wilayah, yang di
satu sisi menghadirkan keuntungan
ekonomi dan sosial , namun seiring dengan itu terdapat tantangan yang diakibatkan
keterbukaan sebagai syarat dari praktek global itu sendiri
(Robbins&Coulter, 2016: 119), juga membuka
peluang bagi dunia bisnis (House, 2004 :5).
Dampak yang
sangat terasa bagi dunia usaha adalah persaingan menjadi semakin berat dan
ketat, karena masyarakat akan mencari perusahaan-perusahaan yang bisa
menyediakan kebutuan hidup baik barang maupun jasa yang memiliki kualitas baik
untuk menunjang kehidupan di zaman yang serba cepat. Sehingga perusahaan harus
mencari strategi yang tepat, juga dituntut
menanggapi kecenderungan pasar seraya tetap bertanggungjawab melindungi
lingkungan dan memusatkan perhatian ada
pelanggan jika ingin berhasil di pasar global (Taufiqurokhman, 2016: 117).
Kualitas
pelayanan menjadi sangat penting bagi perkembangan perusahaan yang akhirnya
akan menghasilkan keuntungan yang besar (Sandelands, 2014: 2) sehingga harus menjadi fokus perhatian
bagi pemilik dan pengelola perusahaan.
Pemahaman untuk terus mengelola perusahaan menjadi apa yang
diinginkan konsumen atau selalu memperhatikan pelanggan sangat berpengaruh
terhadap keberlansungan perusahaan, karena dengan demikian kecintaan pelanggan
terhadap produk barang atau jasa perusahaan semakin dalam sehingga sulit
berpindah ke yang lain. Seperti penelitian terhadap kualitas pelayanan
perbankan swasta di India yang dilakukan oleh Visalakshi dan Kasilingam
(2017:1336-1342) menyimpulkan bahwa: (1) Kualitas
layanan adalah salah satu faktor penting untuk keberhasilan organisasi layanan,
pelanggan senang ketika akun mereka dibuka dengan cepat dan efisien dan
instruksi mereka untuk transaksi online dijalankan tanpa komplikasi dan
sebaliknya pelanggan tidak puas dengan layanan yang buruk atau dengan kesalahan
dalam transaksi mereka. (2). Peningkatan kualitas produk, inovasi dalam produk
dan manajemen risiko yang baik serta prosedur kepatuhan akan menambah tingkat
kepuasan pelanggan. (3). Dengan demikian, fokus pada perbaikan operasional akan
membantu bank untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar dengan
memuaskan kebutuhan pelanggan secara efisien.
Kondisi yang sama terhadap perusahaan
jasa pengiriman, penelitian di Bandung terhadap perusahaan pengantar paket atau
ekspedisi (JNE) yang dilakukan oleh Panjaitan dan Yuliati (2016: 265-286) yaitu
bahwa, kualitas pelayanan JNE cukup baik dan menyenangkan hati pelanggan,
kemudian pelayanan yang simultan, dengan variabel Bukti
Fisik, Empati, dan Daya Tanggap secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan sehingga pelanggan akan
selalu setia menggunakan jasa pengiriman JNE.
Hasil-hasil
penelitian diatas hanyalah sedikit contoh kasus, sehingga masalah peningkatan
mutu pelayanan dianggkat menjadi isu utama dalam tulisan ini yang mengacu pada
“International Journal of Bank Marketing
(IJBM) Vo. 12 No.5 tahun 1994”
mengangkat tema “strategi-strategi kualitas pelayanan”
dengan mengangkat kasus-kasus perusahaan-perusahaan internasional sehingga
mereka dapat bersaing di dunia global dan menjadikan perusahaan berkelas dunia,
fenomena manajemen dalam jurnal tersebut sebagai berikut :
1.
Beberapa perusahaan pelayanan jasa
menerapkan Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management (TQM) di
masing-masing tempat berhasil menngkatkan kinerja dan berhasil meningkatkan
keuntungan, yaitu:
a.
Penerapan Total Quality Manajemen pada
perusahaan Delta Dental Plan yang melibatkan karyawan, pembuatan struktur
organisasi, kemudian penerapan sistem informasi, garanti pelayanan dan metode
Malcolm Bridge award pada asesmennya
b.
Pelayanan pemeriksaan kesehatan menjadi
kualitas asuransi dalam perusahaan NHS yang
menerapkan kualitas pelayanan dengan strategi identifikasi, penilian masalah,
menerapkan langkah-langkah perbaikan untuk solusi pemecahan masalah dan
kontrol.
c.
Pengelola Hotel Hilton melakukan survey
kepuasan pelanggan atas pelayanan hotelnya kemudian melakukan perbaikan dengan memperhatikan
tempat hotel itu berada kemudian melakukan inovasi pelayanan di hotelnya.
d.
Kasus di Brent Council yang menerapkan
manajemen mutu dengan menerapkan desentralisasi serta meningkatkan peran dan
fungsi kepemimpinan, komunikasi yang
baik berhasil meningkatkan kinerja pelayanan.
e.
Perusahaan Marlen Abbot yang melakukan
manajemen mutu pelayanan secara terus menerus dengan melibatkan semua staffnya
berhasil meningkatkan keuntungan perusahaan.
2.
Sektor Perbankan dan keuangan menerapkan
konsep Total Quality Management (TQM) dan penerapan metode-metode khusus :
a. American
Express Bank menerapkan TQM dan teknik FADE untuk memperbaiki kualitas
pelayanan.
b. British
Bank menerapkan TQM dan analisis
SMART untuk meningkatkan kinerja
pelayananya.
c. Peran
Kepemimpinan dalam penerapan TQM di First Bank menjado fokus perhatian.
d. Perusahaan
AT&T menerapkan TQM dengan fokus pada pelanggan.
2.
Identifikasi
Masalah
Permasalahan
yang diungkapkan dalam isu strategis pelayanan adalah :
1. Bagaimana
gambaran Total Quality Management (TQM) di perusahaan American Express?
2. Apakah
prosesnya berhasil menjadikan American Express sebagai perusahaan kelas dunia?
3.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini
mencoba menjawab pertanyaan penelitian diatas dengan berdasarkan pada jurnal
dan literatur untuk :
1.
Mendeskripsikan penerapan Total
Quality Management (TQM) di American Express
2.
Menganalisis apakah prosesnya
menjadikan American Express sebagai
perusahaan kelas dunia
BAB
II
TEORI,
DATA DAN METODE
1.
Kajian
Pustaka
A.
Definisi
Kualitas
Kualitas
menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai berikut:
· Menurut
Dahlgaard &
Kristensen&Gopal K.Kanji (2002:3)” quality is the capacity of a
commodity or service to satisfy human wants’ and the human ‘wants’ are complex
and may not always be satisfied in a particular way” .
Kualitas
adalah kemampuan dari komoditas (barang) atau jasa pelayanan untuk memuaskan
apa yang manusia inginkan , dan keingingan manusia tersebut sangat rumit dan
mungkin tidak dengan cara tertentu bisa terpuaskan. Dan disebutkan bahwa
pemakai terhadap produk menjadi dasar penilaian kualitas, artinya bahwa
kualitas dapat diukur dari kepuasaan seseorang.
Kualitas
mengarah kepada konsep yang menyeluruh yang mengarah kepada konsistensi dan
kesesuaian tujuan yang keduanya sama-sama menciptakan kesempurnaan dalam
konteks budaya mutu yang didalamnya mengandung nilai kesempurnaan, kesesuaian
dengan spesifikasi atau standar dan berkaitan dengan kepuasan, kualitas juga
selalu berubah-ubah atau bertransformasi sesuai dengan keadaan.
· Mengumpulkan
berbagai pandangan para praktisi dan pengusaha, Goetsch & Davis (2014: 1) berpendapat
bahwa : “Quality is a dynamic state associated with products, services,
people, processes, and environments that meets or exceeds expectations and
helps produce superior value”
Kualitas adalah keadaan
dinamis yang terkait dengan produk, pelayanan, orang, proses, lingkungan dimana
hal tersebut memenuhi atau melebihi
pengharapan dan dari prosedur yang membantu nilai-nilai yang tinggi.
Keadaan dinamis
maksudnya bahwa kualitas akan selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu dan
situasi yang berubah. Kemudian kualitas tidak hanya sekedar pada produk dan
jasa tetapi lebih jauh mengenai proses dan orang yang berkaitan dengan
lingkungan yang mempengaruhinya. Adapun nilai yang superior menjadi kata kunci
yaitu beratan dengan keunggulan seperti mutu, harga, pelayanan dan lainnya.
Sangat penting nilai
yang unggul tersebut tersebut terhadap kualitas dan oragnisasi/perusahaan
karena organisasi dapat bertahan dalam ketatnya persaingan global adalah dengan
menyediakan keunggulan nilai tersebut
kepada pelanggan.
· Menurut
Sallis (2002: 12) Quality has a variety of ambiguous and contradictory
meanings..., as an absolute and as a
relative concept... People use quality freely when describing expensive
restaurants and luxury cars..., As an absolute, things that exhibit quality are
of the highest possible standard that cannot be surpassed..., the relative
definition of quality has two aspects to it. The first is concerned with measuring up and ensuring
conformity to a predetermined specification “
Berarti bahwa pengertian kualitas ada yang relatif dan pasti, secara pasti disebutkan merujuk pada suatu pencapaian standar tertinggi yang tidak mungkin dilampaui, secara relatif menunjukan kepada dua aspek yaitu pengukuran dan memastikan kesesuaian dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kualitas dapat dicapai ketika sistem dan prosedur dijalankan dalam operasional berjalan secara efektif dan efisien. Konsep prosedural adalah tentang membuktikan bahwa hal yang terjadi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, ini memastikan bahwa kegiatan sesuai dengan persyaratan, meskipun para pengkritisi menilaia bahwa pendekatan ini dapat menahan kreativitas dan inovasi.
Kualitas mengacu kepada peran kepuasan dari pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi( dalam buku ini secara khusus kepada lembaga pendidikan)
Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut terdapat kata-kata kunci yang dapat diambil dari
definisi dan penjelannya yaitu:
1)
Produk barang dan jasa/pelayanan.
2)
Orang
3)
prosedur
4)
Standar
5)
Spesifikasi
6)
Keinginan/pengharapan.
7)
Pencapaian yang dapat/tidak dapat
dilampau.
8)
Efektif/efisien
9)
Kepuasan pelanggan
10) Berubah-ubah
menyesuaikan keadaan/Dinamis
11) Nilai
yang unggul
Maka
dapat disintesis pengertian kualitas
adalah “ sebagai hasil produk barang atau
jasa dan pelayanan sebagai sebuah proses yang efektif dan efisien, bersifat
dinamis atau terus menerus mengikuti perubahan dengan tetap memenuhi bahkan
melebihi standar atau spesifikasi yang
telah ditetapkan yang mempunyai nilai keunggulan , mengukurnya dari tingkat
keinginan juga kepuasan pelanggan”.
B.
Definisi
Total Quality Manajemen
Beberapa
definisi atau konsep TQM sebagai berikut:
·
Total quality management (TQM) is an evolving system
of practices, tools, and training
methods for managing companies to provide customer satisfaction in a rapidly
changing world. Total quality management improves the performance of companies
in several areas: eliminating product defects, enhancing attractiveness of
product design, speeding service delivery, and reducing cost, among others
(Shiba & Graham & Walden, 1993: xix).
Total
Quality management (TQM) atau Manajemen kualitas terpadu adalah pengembangan
sistem yang meliputi peraktek, peralatan, metode pelatihan untuk dalam
pengelolaan perusahaan untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan dalam
cepatnya perubahan dunia. Area pengembangan kinerja perusahaan diantaranya
adalah mengurangi produk yang cacat, pembuatan desain yang menarik, pemberian
pelayanan yang cepat, pengurangan harga dan lainnya.
Berdasarkan
pengalaman pada perusahaan-perusahaan di Jepang yang menerapkan TQM, kemudian
dikembangkan seiring perubahan, maka konsep
dasarnya dibagi menjadi 3 hal, yaitu:
a)
Kesesuaian dengan kegunaan (fitness to use), artinya standarisasi yaitu proses kontrol
statistik yang memakai ukuran kegunaan yang disesuaikan dengan apa yang
diinginkan oleh pelanggan dan melibattkan lintas fungsi dari pengiriman jasa
layanan.
b)
Kesesuaian dengan harga (fitness of cost), artinya meningkatkan kulitas dengan menyesuaikan
harga bahkan kalau memungkinkan menurunkan harga, untuk membuat hal ini, yang
terpenting adalah pengendalian dan proses bagian-bagian produksi, aktifitas
dan keterlibatan karyawan, serta pengunaan alat-alat yang bisa melakukan
produksi masal.
c)
Keesuaian dengan persyaratan yang laten atau
tersembunyi/terdalam (fitness to Latent
requirement), artinya bahwa mtode peningkatan kualitas harus dapat
memberikan penambahan nilai, dalam hal ini menyangkut antisipasi terhadap perubahan
yang diinginkan pelanggan, sehingga harus memperhatikan faktor-faktor
lingkungan dimana tempat tinggal para pelanggan atau budaya dan gaya hidup dari
mereka.
·
Total Quality Mangement atau istilah Bahasa Indonesia
“ Manajemen Mutu Terpadu” adalah manajemen yang bertujuan untuk melakuka
perbaikan mutu produk dan pelayanan secara terus menerus, berdasarkan tiga
prinsip yaitu: fokus pada pelanggan, perbaikan mutu proses dan keterlibatan
total, serta didukung oleh enam elemen, yaitu: kepemimpinan, pendidikan dan
pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, pengahargaan, pengakuan (reward & recognition) dan
pengukuran (Supranto, 2007: 10).
Penerapan TQM tidak selalu sama tapi menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan dan budaya perusahaan masing-masing, namun setidaknya
ada empat konsepsi yang sama secara universal berlaku dalam setiap organisasi,
yaitu: 1). Berfokus pada pelanggan untuk memuaskan kebutuhannya, 2). Melakukan
perbaikan secara terus menerus terhadap proses sehingga mencapai produk barang
dan jasa pelayanan yang bermutu untuk memuaskan pelanggan dengan menggunakan
metode pengujian dengan pendekatan ilmiah (seperti analisis data, uji data
berdasarkan fakta empiris, perbaikan secara bertahap), 3). Melibatkan seluruh
karyawan dari atas sampai tingkat bawah dengan memanfaatkan bakat dan
keterampilan masing-masing karyawan, 4).
Berpartisipasi dalam proses pembelajaran “societed learning” dengan
menciptakan budaya mutu dalam organisasi. Adapun tingkatan pelaksanaan TQM
dibagi menjadi ke dalam level Individu, tim kerja (kelompok), Organisasi, dan
industri regional dan nasional atau lebih luas lagi.
·
Istilah TQM diartikan sebagai kesatuan dari semua
fungsi dan proses di dalam organisasi dalam upaya mencapai pengembangan
kualitas yang terus menerus terhadap barang dan pelayanan, tujuannya adalah
kepuasan pelanggan (Ross, 1999:1). Sehubungan dengan kesatuan fungsi organsasi,
maka TQM melibatkan semua subsistem didalamnya, yaitu desain, perencanaan,
produksi, distribusi dan pelayanan di lapangan. Kemudian subsistem manajemen
melibatkan strategi terhadap kepuasan pelanggan, alat-alat pemenuhan kualitas
dan keterlibatan karyawan. Merujuk hasil konfrensi-konferensi, berkesimpulan
bahwa terminologi TQM adalah :
a.
Biaya dari kualitas seagai hasil pengukuran bukan
keuntungan tapi bagaimana proses kualitas berjalan
b.
Perubahan budaya, meliputi pendidikan, pelatihan,
komunikasi, dan pemahaman program
kepuasan planggan
c.
Implementasi melalaui penentuan visi, misi,
identifikasi input-output, serta penetapan tujuan yang ingin dicapai
d.
Budaya dalam manajemen, peran model pelaksanaan,
menggunakan kualitas dalam proses dan alat-alat.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, ada
istilah-istilah yang sama menjadi kata kunci yaitu:
Ø Pengembangan
manajemen
Ø Proses terus
menerus
Ø Menyesuaikan
dengan perubahan
Ø Meliputi
proses dan metode
Ø Melibatkan seluruhkaryawan
Ø Terdapat
peran kepemimpinan
Ø Barang dan
jasa
Ø Kepuasan
pelanggan
Sehingga berdasarkan definisi dan kesamaan elemen di
dalamnya, pengertian dan konsep Total Quality Management (TQM) menurut kami
adalah sebagai berikut : “ TQM adalah
suatu proses manajemen dalam perusahaan/organisasi dalam memproduk barang dan
jasa yang berkualitas,yang merupakan pengembangan manajemen dalam prakteknya
mengikuti perubahan lingkungan yang terus menerus, metodenya dilakukan
mengikuti kaidah ilmiah dengan melibatkan semua karyawan dan alat-alat,
sehingga diperlukan kepemimpinan yang baik untuk memimpin proses tersebut,
fokus utamanya adalah kepuasan pelanggan”.
C.
Definisi
Kepuasan Pelanggan
·
Customer satisfaction depends on -A product's
perceived performance in delivering value relative to a buyer's expectations.
If the product's performance falls short of the customer's expectations, the
buyer is dissatisfied. If performance matches expectations, the buyer is
satisfied. (Kotler & Amstong & Saunders & Wong, 1999:12)
Dalam
perspetif perusahaan pengiriman (Federal
Express) kepuasan pelanggan tergantung kepada persepsi kinerja sebuah produk
dalam nilai pengiriman kepada pengharapan pembeli, jika kinerja turun drastis
dari keinginan, pembeli tidak puas, dan sebaliknya bila cocok dengan yang
diharapkan, pembeli merasa puas. Kepuasan pelanggan sangat erat hubungannya
dengan kualitas.
·
Kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan
harapannya (Umar, 2005:65). Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang
diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan
dalam waktu yang lama.
·
Sedangkan menurut Zulian Yamit (2005:
78) “Kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi
setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya”. Dalam konsep
kepuasan konsumen, terdapat dua elemen yang mempengaruhi yaitu harapan dan
kinerja.
Terdapat
beberapa kesamaan istilah dalam definisi diatas, yaitu: produk (barang dan
pelayanan), kesesuaian/cocok, harapan. Dengan demikian dapat disintesis bahwa “kepuasan pelanggan adalah ketika pelanggan merasa produk perusahaa
berupa barang atau pelayanan sesuai atau cocok dengan yang diinginkan dari sisi
kualitas”.
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Kepuasan Pelanggan:
Dalam
menentukan kepuasan konsumen ada lima faktor yang harus diperhatikan oleh
perusahaan (Lupyoadi, 2001) antara lain :
1. Kualitas
produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas
pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan
pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
3. Emosi,
yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain
akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang
cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh
bukan karena kualitas dari produk tetapi sosial atau self esteem yang membuat
pelanggan merasa puas terhadap merek tertentu.
4. Harga,
yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan.
5.
Biaya, yaitu pelanggan yang tidak perlu
mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan
suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.
Sedangkan
menurut Irawan (2004 : 37), faktor – faktor yang pendorong kepuasan pelanggan
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas
produk, pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut
ternyata kualitas produknya baik.
2. Harga,
untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan
yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi.
3. Service
quality, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas
pelayanan merupakan driver yang mempunyai banyak dimensi, salah satunya yang
popular adalah SERVQUAL.
4. Emotional
Factor, pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya emosional value yang
diberikan oleh brand dari produk tersebut.
5.
Biaya dan kemudahan, pelanggan akan
semakin puas apabila relative mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan
produk atau pelayanan
.
D.
Definisi
Perusaahan Kelas Dunia
Perusahaan yang berkelas dunia digambarkan sebagai berikut:
·
World Class-Businesses need concepts,
competence, conections, and world class placess can help grow these global
aseet by offering capabilities,
innovation, production or trade” (Kanter, 2003: 9).
Bisnis
berkelas dunia membutuhkan konsep, kompetensi, koneksi serta membutuhkan
inovasi dalam produk dan perdagangan.
·
“Today it cannot be disputed that the
Japanese nation have achieved a position of superiority in many markets
throughout the world..., have established successful manufacturing operations
worldwide” (spanley, 1992:3).
Saat ini perusahaan
jepang menduduki posisi teratas dalam pasar-pasar dunia.... dan sukses
mendirikan operasinya di seluruh dunia. Secara umum dikemukakan bahwa
perusahaan-perusahaan Jepang menggebrak dunia dengan berbagai produknya (motor,
mobil, televisi refrigerator dll), menguasai dan mendominasi pasar dunia.
·
“Creating a world Class Organization throught service
logistics service quality requires that the vendor meet customers expectations
on the most important service attributes” (Stock&Lambert, 1992:78).
Artinya dalam
perspektif perusahaan pengiriman logistik, menciptakan organisasi pengiriman
kelas dunia adalah melalui kualitas pelayanan jasa pengiriman dimana penyedia
jasa sesuai dengan kenginan pelanggan terutama dalam berbagai perlengkapan
pelayananya. Pemikiran ini berdasarkan keinginan mereka untuk bertahan dan
memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan nilai pasar usaha.
·
In order to meet and surpass customer expectations,
many world-class companies have developed new strategies emphasizing the
importance of three competitive priorities: quality, cost and cycle time
(Ansari & Moddaress, 1997:389)
Artinya bahwa perusahaan-perusahaan kelas dunia telah
membangun strategi baru yang memusatkan perhatiannya pada upaya mencapai dan
melebihi apa yang diiinginkan oleh pelanggan dengan tiga hal yang menjadi
prioritas, yaitu Kualitas, harga dan siklus waktu. Hal ini dilakukan oleh
perusahaan Boing dalam menghadapi kompetisi yang ketat di dunia global.
Perusahaan yang berkelas dunia tidak sekedar mendapat
keuntugan yang tinggi atau selalau jadi juara, tetapi yang selalu dapat
bersaing dimana saja (Drenan & Pennington, 1999:2)
Terdapat beberapa
kesamaan istilah perusahaan kelas dunia, yaitu srategi, fokus kepada pelanggan,
kompetitif.
Memperhatikan berbagai
pengertian di atas, maka terdapat kesamaan istilah yaitu:
sehingga kami
menyimpulkan dari pengertian-pengertian diatas sebagai berikut:
“Organisasi atau perusahaan berkelas dunia adalah perusahaan yang
melakukan proses usahanya secara global, melewati batas negara, produknya
berupa barang atau jasa yang berkualitas yang mampu bersaing dimana saja di
dunia, tujuannya adalah mencapai kepuasan pelanggan untuk dapat terus
berkompetisi serta menguasai pasar dunia dan hal ini dibutuhkan pemikiran yang
inovatif serta orang-orang yang kompeten”.
Untuk
dikatakan sebagai perusahaan kelas dunia menurut persepsi pelanggan oleh Drenan
& Pennington (1999: 4) adalah Quality
of product and service (kualitas barang dan jasa ), Value of money (bernilai atau berharga tidak hanya sekedar
keuntungan uang), service (pelayanan
yaitu hal-hal yang dilakukan terhadap
pelanggan setelah membeli produknya ) dan reliability
(ketangguhan dan konsisten dalam memberikan hal yang terbaik untuk pelanggan).
2.
Kerangka
Pemikiran
Berdasarkan uraian
diatas, maka kerangka pemikiran sebagai berikut:
3.
Metode
Pengambilan data
Metode pembilan data
berupa pengambilan data empiris dari jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan
isu kualitas pelayanan perusahaan-perusahaan atau metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236).
4.
Metode
pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data
adalah dengan mengumpulkan data kemudian menklasfikasikan sesui dengan kerangka
pemikiran diatas selanjutnya diolah dan untuk dapat menerangkan dan menjawab
pertanyaan permasalahan.
BAB
III
HASIL KAJIAN
1.
Pambahasan
Sejarah Singkat Perusahaan American
Exspress
Visi American Exress adalah “Provide the world’s best customer experience every day”, misi: Become essential to our customers by providing differentiated products and services to help them achieve their aspirations (internet, https://about.americanexpress.com/?inav=footer_about_american_express), berdiri sejak tahun 1850 sebagai bisnis pengiriman surat kilat. Perusahaan ini memulai sebagai perusahaan saham gabungan dari merger beberapa perusahaan pengiriman surat kilat milik Henry Wells, William G. Fargo, dan John Warren Butterfield.
Pada tahun 1882, perusahaan ini berkembang dengan memasukkan bisnis wesel, dan tahun 1891, mereka meluncurkan American Express Traveler’s Cheque. American Express mulai mengeluarkan kartu pembayaran tahun 1958, menambahkan Gold Card di tahun 1966 dan Platinum card di tahun 1984. Tahun 1987. Kantor pusat perusahaan berada di Manhattan, dan saham perusahaan ini merupakan salah satu dari tiga puluh saham yang tercatat di Dow Jones Industrial Average (internet, https://www.ufx.com/id-id/aset/saham/american-express/)
Dengan harga total revenue sebesar $35.583 miliar dolar AS, Majalah Fortune tahun 2017, juga menempatkannya di nomor 24 dunia sebagai perusahaan terkemuka (Internet, https://fortune.co./fortune500/American_Express), dengan jumlah negara yang mengoperasikan bisnis terutama pelayanan kartu kredit-nya di lebih dari 200 negara di dunia (internet, https://www.halomoney.co.id/blog/perbedaan-kartu-kredit-visa-mastercard-jcb-dan-amex)
Analisis Proses TQM di Perusahaan American Express
Input
Berawal
dari keinginan pemimpin perusahaan American Exspress Company, James D.
Robinson, untuk menerapkan Total Quality Management (TQM) di semua unit usaha,
yang pertama menyambut niat ini adalah para manajer di Bank American Express,
pada tahun 1990-an.
Sebagai
input : Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilibatkan adalah 3.400 orang karyawan
di seluruh dunia (Sandelands, 1994:17), ditambah dengan melibatkan pelanggan
dan para pemegang saham (Vendrig,1996:46).
Proses
Penerapan
TQM dimulai dengan melakukan pelatihan dari level atas sampai bawah, pelatihan
dimulai dengan penguasaan bahasa asing hal ini diterapkan diluar Ameikan agar memudahkan berkomunikasi dengan
pelanggan agar mereka dapat mengatasi berbagai permasalahn dengan cepat
sehingga kepuasan pelanggan tercapai,
mereka menamakan proses membentuk tim
aksi berkualitas, kemudian membentuk dua kelompok untuk melakukan program
TQM di perusahaan induk.
Pelaksanaanya
di Bank American express dimulai di kantor pusat di New York, kemudian mereka
bekerja secara terarah dengan prosedur yang telah ditetapkan dengan
berkomunikasi secara para pelanggan mengenai hal-hal yang diinginkan oleh
mereka, hasilnya menujukkan permasalahan-permasalahan teknis yang terjadi
mengenai pelayanan terhadap pelanggan, salah satunya mengenai informasi saldo yang biasanya
dikirim lewat telepon dirubah dengan fax dan layanan semacam E-mail saat.
Lain
halnya penerapan di Korea Selatan sebagai tim
aksi berkualitas, “Double Bass”
menggunakan metode FADE ( Facus, Analiyse, Develop,Execute) untuk mengatasi
permasalahan dan mencari solusi yang cepat dan tepat. Hal ini dlakukan untuk
mengurangi masalah kerja lembur yang panjang di departemen penagihan
Bank Korea yaitu 58 Jam sebulan. Maka dengan metode FADE ini dihasilkan
sbuah terobosan metode sehingga berhasil mengurangi jam lembur karyawan menjadi
kurang dari 10 jam per bulan dan mengatasi kesalahan penagihan di departemen
tersebut.
Kasus
berikutnya di kantor pusat (kelompok 1)
adalah mengikuti mengikuti metode FADE yang diterapkan di Korea, sebagai fokus
utamanya untuk mengurangi kesalahan transfer internasional. Dengan
mengidentifikasi dan hasil analisisnya bahwa penyebab utamanya yaitu database
yang usang untuk dasar transaksi keuangan. Dari hasil analisis dan develop dan
selanjutnya di laksanakan strategi dengan melibatkan pelanggan untuk
memperbaiki batabase, sehingga berhasil mengurangi kesalahan sekitar 35% dalam
enam bulan pertama. Berikutnya (kelompok 2) dengan fokus kepada mengurangi
kesalahan duplikasi pembayaran kepada bank koresponden yang salah, analisis Hasil analisis menemukan bahwa
penyebabnya adalah kesalahan transfer dari pedagang produk American Express.
Berdasarkan
hal tersebut tim membangun prosdur (SOP ) yang baru dan terarah terhadap para
penjual, sehingga hasilnya berhasil mengurangi kesalahan sekitar 43%.
Langkah-langkah
proses pemecahan masalah dengan pendekatan FADE dalam perusahaan American
Express dapat digambarkan sebagai berikut:
Output
Hasil
atau output dari penerapan TQM di American Express Bank:
1.
Penurunan proses pengerjaan penagihan
pada Bank Korea di Soul dari 48 jam seminggu menjadi kurang dari 10 jam,
penyelesaian tagihan keinginan pelanggan dari 3 hari menjadi 1 hari dan secara
total menyederhanakan proses lebih dari 50%.
2.
Penurunan kesalahan transfer
internasional sebesar 35% dalam enam buan pertama
3.
Penurunan kesalahan dalam pembayaran
terhadap penjual sebesar 43 persen
4.
Penurunan pembayaran kompensasi terhadap
penjual di sluruh dunia sebesar 53%. Sehingga diperkirakan perusahaan melakukan
penghematan sekitar 100 ribu dolar Amerika dalam proses ini.
5.
Meningkatkannya komunikasi dengan
seluruh karyawan, pelanggan dan pemilik
saham serta distributor sehingga meningkatkan kepuasan masing-masing
stakeholder sehingga perusahaan mampu bersaing di pasar global dengan
keunggulannya.
Penerapan
metode pemecahan masalah dengan Metode FADE dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1:
Tahapan FADE di American Express Bank
Tahap
|
Identifikasi/Informasi
|
I. Focus
|
1. Permasalahan
informasi saldo dan akun sebagai
pelayanan kepada pelanggan
2. Permasalahan
produktifitas kerja dalam departemen penagihan
3. Permasahan
kesalahan transfer internasional akibat kesalahan
data
4. Permasalahan
kesalahan pembayaran kepada bank koresponden menanyangkut prosedur
|
II. Analyze
|
1. Biaya tinggi (high cost):
mempergunakan panggilan telpon lebih mahal dalam hal melayani pelanggan dalam
hal informasi saldo serta akun.
2. Kelebihan Waktu (overtime):
yaitu penyelesaian billing terhadap pelanggan lebih dari 3 hari sehingga jam
lembur kerja berlebih mencapai 48 jam dalam sebulan.
3. Kesalahan data
(inaccurate data): yaitu data yang
usang dari pelanggan internasional sehingga transaksi mengalami banyak
kesalahan.
4. Duplikasi pembayaran
(error prosedur); yaitu terjadi
duplikasi pembayaran kepada bank koresponden akibat terhambat oleh prosedur.
|
III.
Develop
|
1. Sistem Informasi (IS): Mengembangkan sistem jaringan informasi pelayanan
pelanggan melalui pesan atau surat
elektronik.
2. Peningkatan Kinerja (Job
Performance) melibatkan manajer supervisi untuk
terlibat bersama-sama dengan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan di
departemen penagihan (membentuk
tim pelayanan berkualitas).
3. Ketepatan (accurate in data):
kecepatan dalam sistem transfer diimbangi dengan ketepatan data, hal ini
berdasarkan masukan dari pelanggan
4. Standar yang baru (new SOP): yang detil dalam hal
keakuratan data berdasarkan kesepakatan dengan seluruh shareholders
(koresonden, pedagang, suplier)
|
IV.
Execute
|
1. Penerapan Sistem
Informasi dengan memakai pesan dan surat elektronik yang lebih cepat sehingga
hasilnya lebih murah biayanya
2. Peningkatan kinerja pelayanan
kepada pelanggan oleh karyawan dengan melibatkan unsur pimpinan perusahaan
sehingga hasilnya mampu meningkatkan kinerja dari 3 hari pelayanan menjadi 1
hari, jam lembur menjadi kurang dari 10 hari/bulan
3. Memperbaiki data menjadi lebih
valid sehingga menurunkan kesalahan tranasfer
internasional sebesar 35%.
4. Membuat prosedur yang tepat
berdasarkan hasil kesepakatn dengan shareholders sehingga perusahaan dapat
berhemat sekitar 100 ribu dolar selama proses ini.
|
Sumber:
diolah dari sumber Jurnal IJBM by Sandelands (guest editor ).
Stratgi
American Express digambarkan dalam diagram tulang ikan, sebagai berikut:
Gambar 2: Strategi TQM di Perusahaan
AmeX
2.
Implikasi
Manajerial (outcome & impact)
Outcome
Akibat dan hasil yang
didapat dari penerapan TQM adalah membuat bisnis perusahaan menjadi lebih sehat
dengan mendapatkan keuntungan dari kualitas yang mereka hasilkan. Seperti yang
dikemukakan oleh Poirier & Bauer&Houser (2006:14) mencapai dan
mempertahankan posisi puncak industri yang didasarkan pada gaya hidup bisnis
yang paling sehat, yaitu dengan menerapkan berbagai aspek-aspek produktivitas
dan kualitas.
Penerapan TQM dengan
diawali dengan langkah-langkah identifikasi dan seterusnya secara ilmiah yang
dikenal dengan metode FADE oleh tim penjamin mutu di Bank Korea di Soul, diakui
dan mendapat penghargaan dari Malcom Baldrige Quality Award (MBQA)di tahun
1990. Penilaian MBQA, bobotnya sekitar 30 %
dari point 1000 adalah fokus
kepada pelanggan dan kepuasan (Stock & Lambert, 1992: 74), adapun faktor yang dijadikan tolak ukur yaitu :
1.
LEADERSHIP, Kriteria ini ingin
melihat bagaimana para pemimpin dapat menampilkan kapasitasnya : seperti
bagaimana menetapkan visi dan tujuan organisasi, kemudian mengkomunikasikannya
kepada setiap anggota.
2.
STRATEGIC PLANNING, Kriteria ini ingin
melihat bagaimana proses perumusan strategi ditetapkan di lingkungan kantor
3.
CUSTOMER FOCUS, Pada kriteria ini
yang ingin di lihat, apakah produk dan layanan yang disediakan oleh organisasi
4.
PERFORMANCE MEASURMENT, Apakah para pemimpin
sudah memiliki key performance indicators (KPI) yang jelas dan terukur
5.
PEOPLE FOCUS, Yaitu seberapa jauh
perhatian dan komitmen organisasi Anda terhadap pengembangan mutu SDM-nya.
6.
PROCESS MANAGEMENT, Kriteria ini ingin
mengukur bagaimana organisasi mendesign dan mengelola proses kerja utama ?
Apakah setiap alur proses sudah di design dengan efisien.
7.
RESULT, Kriteria ini ingin
melihat bagaimana hasil akhir kinerja organisasi : apakah makin kompetitif,
makin efektif, dan makin cemerlang kinerja dari seluruh aspek organisasinya, hasil adalah pencapaian
dan tolak ukur untuk penetapan sebuah strategi.
Analisis
keberhasilan American Express dalam menerapkan TQM dapat di gambarkan dalam
matrik sebagai berikut:
Tabel 2:
Hasil Analisis penerapan TQM
dengan pendekatan MBQA
Kriteria
MBQA
|
Proses
& Pencapaian American Express
|
LEADERSHIP
|
Sukses melaksanakan
program The American Express quality leadership (AEQL) sebagai bagian program
TQM (Vendrig, 2017:45).
|
STRATEGIC PLANNING
|
Diawali dengan sebuah pelatihan
para pimpinan, American Express mempunyai perencanaan strategis mulai dari
penetapan Visi-Misi sampai kepada langkah-langkah pencapaian tujuan, yaitu
· a broad vision of the business unit as anEQL
organization;
· ideas for measuring customer satisfaction
· levels;
· ideas for continuous improvement;
· ideas for how to involve employees in
· quality improvement;
·
quality
improvement goals. (Vendrig, 2017:46)
|
CUSTOMER FOCUS
|
1.
Fokus
kepada pelayanan informasi kepada pelanggan dalam hal saldo dan akun.
2.
Fokus
kepada pelayanan transfer internasional.
3.
Fokus
kepada pelayanan pembayaran terhadap bank koresponden. (Sandelands,
1994:17-18).
|
PERFORMANCE MEASURMENT
|
Dilakukan penilaian kinerja
para manajer dan karyawan secara terus-menerus dengan standar kualitas
pelayanan sebagai patokan. (Sandelands, 1994:17-18) serta memakai Balance
Scorecard sebagai alat penilaian (Vendrig, 2017:46)
|
PEOPLE FOCUS
|
TQM
melibatkan pimpinan perusahaan, karyawan dan shareholders seperti pemegang
saham, dealer, bank koresponden (Vendrig, 2017:46)
|
PROCESS MANAGEMENT
|
Pembagian tugas yang jelas dari
mulai pucuk pimpinan sampai pada karyawan terbawah secara berjenjang, pimpinan
tinggi yang mendapat pelatihan terlebih dahulu menjadi mentor bagi menajer
dibawahnya, dan mengalir sampai bawah. (Vendrig, 2017:46)
|
RESULT
|
· Majalah
Fortune
tahun 2017 mencatat bahwa
total
revenue Amex sebesar $35.583 miliar dolar AS, juga menempatkannya
di nomor 24 dunia sebagai perusahaan terkemuka di dunia (Internet, https://fortune.co./fortune500/American_Express)
· Rangking ke 27 dalam daftar “Best
Global Brands 2017
|
Sumber:
diolah dari jurnal dan majalah online
Gambar
3 . Best Global Brands 2017 versi Interbrand
Sumber: (internet,
https://www.interbrand.com/best-brands/best-global-brands/2017/ranking/)
Impact
Pada kasus American
Express, implikasi manajemen yang sangat menonjol adalah dalam adalah hal
perubahan budaya kerja serta komitmen yang merupakan masalah yang susah
dipecahkan, hasilnya sangat positif berhasil membuat karyawan bekerja
sepenuhnya untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan
(Sandelands, 1994:18).
Sedangkan pada studi
lainnya dalam penerapan TQM dan diberikannya penilaian Malcom Baldrige Quality
Award (MBQA) dengan merujuk hasil penelitian Cazzell & Ulmer (2009:141) adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan
latihan secara terus-menerus dalam kegiatan peningkatan kualitas
2.
Peningkatan
dana dalam mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan karyawan
3.
Six
sigma dipergunakan untuk menyederhanakan berbagai jenis proses dan produksi
berkualitas
4.
Melakukan
pembagian keuntungan berbasis hasil pekerjaan karyawan
5.
Intensif
berlatih 2-5 tahun utuk persiapan terlebih dahulu untuk penghargaan tersebut
6.
Perusahaan
menerapkan model berulang-ulang untuk mendapatkan penghargaan ini
7.
Menerapkan
teknologi yang terbaru untuk memuaskan keinginan pelanggan
8.
Memandang
bahwa pelayanan pelanggan sebagai kebutuhan
9.
Prinsip-prinsip
Total Quality Management diterapkan dan digunakan
Dengan demikian bahwa
implikasi
manajemen dari penerapan TQM di elaborasi pemberian penghargaan MBQA berdampak
positif yang secara langsung berpengaruh terhadap peningkatan kualitas, produktifitas
perusahaan dan kepuasan pelanggan dan secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan
kinerja keuangan dan citra perusahaan di mata masyarakat.
Secara
keseluruhan Analisis TQM dengan fokus kepuasan pelanggan dapat digambarkan seperti
berikut ini:
Gambar 4. Analisis TQM sesuai
kerangka pemikiran
Sumber: diolah dari hasil analisis
TQM di AmeX
BAB
IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Proses Total Quality
Management (TQM) di perusahaan American Express dengan fokus kepada kepuasan
pelanggan terbukti dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan membawa
keberhasilan yang cukup baik. Proses diawali dari komitmen pimpinan tertinggi perusahaan yang memulai dengan pentingnya untuk
menjalankan TQM, sangat efektif dalam
memotivasi karyawan untuk bekerja bersama-sama menjalankan strategi-strategi
dalam memproduksi barang dan jasa pelayanan kepada para pelanggannya.
Melibatkan Karyawan,
Pelanggan dan Shareholder dalam proses TQM dengan Melalui metode FADE (Fokus,
Analyze, Develop, Execute) disertai dengan mengintensifkan komunikasi berhasil
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya mencari jalan
keluar permaslahan dan melaksanakan alternatif-alternatif solusi permasalahan
tersebut, sehingga outputnya berupa
produk dan pelayanan yang berkualitas, maka hasilnya dapat mencapai kepuasan pelanggan.
Keberhasilan penerapan
TQM yang terus menerus diberlakukan secara simultan dan berkelanjutan serta
diterapkan standar penilaian tertentu, terbukti dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dan implikasinya pada perusahaan adalah menjadi sehat dan meraih
keuntungan cukup besar serta lebih jauh lagi mendapat penilaian masyarakat
dengan citra terbaik sebagai perusahaan
berkelas dunia walaupun tidak selalu yang nomor satu, namun tetap mampu
bersaing di pasar global di manapun diseluruh dunia (Drenan & Pennington, 1999:2)
2.
Saran
Belajar dari kesuksesan
American Express menerapkan TQM dengan fokus kepada kepuasaan pelanggan dan
menjadikannya perusaahaan berkelas dunia, maka sangat baik apabila
prinsip-prinsipnya seperti fitnes to use, fitnes to cost, fitnes to laten requirement (Shiba & Graham & Walden, 1993: 19-20) dapat diterapkan di perusahaan atau organisasi
di Indonesia, salahsatunya adalah diterapkan dalam bisnis Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM).
Sektor UMKM berada di
posisi strategis dari sektor usaha kecil dan informal, keunggulan-keunggulan
sektor ini antara lain kemampuan menyerap tenaga kerja dan menggunakan
sumberdaya lokal, serta usahanya relatif bersifat fleksibel dan sebagai usaha
mikro, sektor ini menjadi pilar utama ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (2015), jumlah UMKM mencapai 42,39 juta unit atau sekitar
99,85% dari total unit usaha di Indonesia.
Hanya saja pengembangan
sektor UMKM di Indonesia masih belum profesional sehingga belum banyak
organisasi wadah UMKM yang mampu mengembangkan peran usaha ini dalam pasar
global. Dengan demikian ini merupakan tantangan bagi para pemangku kepentingan
agar bisa membawa UMKM dalam persaingan ekonomi dunia.
Penerapan konsep TQM
bisa menjadi salah satu alternatif, yaitu dengan mengembangkan Sumber Daya
Manusia nya, melalui pelatihan kepemimpinan, fokus kepada kepuasan pelanggan,
dan tentunya adalah mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam produk-produk
yang berkualitas sesuai harapan masarakat sebagai pelanggan UMKM.
Pelayanan kepada
pelanggan juga menjadi yang utama,
seperti pasar yang bersih (secara fisik), mudah dijangkau dan memberi
nilai lebih dari produk pada umumnya, selanjutnya dalam era digitalisasi ini
penerapan sistem informasi sepertinya
menjadi sangat relevan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pecinta produk
UMKM dalam komunikasi sehingga memudahkan organisasi mengikuti perubahan
perilaku konsumen dengan cepat sehingga sektor UMKM dapat mengikuti
perkembangan dan media pemsaran yang efektif sehingga dapat bersaing di pasar
manapun.
Referensi
Ansari,
A & Modarress, Batoul, 2016, World-class strategies for safety: a Boeing
approach, International
Journal of Operations & Production Management, Vol. 17 Iss 4 pp. 389 – 398
Arikunto,
Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian:
Suatu pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Yogyakarta
Cazzell, Brian & Ulmer, Jeffrey M, 2009, Measuring Excellence: A Closer Look
at Malcolm Baldrige National Quality Award Winners in the Manufacturing
Category, Journal Of Technology Management & Innovation,
Vol. 4, Issue 1, © JOTMI Research Group ISSN: 0718-2724, http://www.jotmi.org
Dahlgaard, Jens J&
Kristensen, Kai & Kanji, Gopal K,
2002, Fundamentals of Total Quality Management, Taylor
& Francis, LONDON AND NEW YORK
Drenan,
David & Pennington, Steuart, 1999,
12 Ladder to World Class Performance: how your organization can
compete with the best in the world, Kogan Page. Ltd, USA
Goetsch,
David L. & Davis, Stanley, 2014, Quality
Management for Organizational Excellence:Introduction to Total Quality, Seventh
Edition, Pearson Education Ltd, England.
House, Robert J, et, all, 2014, Culture, Leadership and Organization: The
GLOBE study in 62 societis, Sage Publications, Inc. California
Kanter, Rosabeth Moss, 1993, Thriving
Locally in The Global Economy, Harvard Business Review, August edition.
Kotler,
Philip & Armstrong, Gary & Saunders, John & Wong, Veronica, 1999, Principles of Marketing, Prentice hall
Europe, New Jersey, USA
Panjaitan,
Januar Efendi & Yuliati, Ai Lili,2016, Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan pelanggan JNE Cabang Bandung, DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2.
Poirier, Charles C& Bauer, Michael J& Houser, William F, 2007, The Wall Street Diet: Menuju Perusahaan
Langsing dan Sehat, terjemahan dari The Wall Street Diet: Making Your
Bussiner Lean and healty, penerjemah Anies lastiati, Penerbit Hikmah, Jakarta
Robbin and Coulter, 2016, Manajamen, edisi 13, terjemahan dari
Management oleh Bob Sabran dan Devri Barnadi Putra, Erlangga, Jakarta
Ross, Joel E, 1999, Total Quality Management: Text, Cases and Reading, 3trd edition,
CRC Press LLC, Florida
Sallis,
Edward, 2012, Total Quality Management in
Education:Third edition, Kogan Page Ltd, London.
Shiba, Shoji & Graham, Alan & Walden, David,
1993, A New American TQM: Four Practical
Revolutions in Management, Center for Quality Management, Portland.
Spanley,
Paul, 1992, World Class Performance Through Total Quality : A practical guide to Implementation, Springer –Science+Bisnis Media BV, UK
Stock, James R& Lambert,Douglas M, 1992, Becoming World Class Company with Logistic Service Quality, The
International Journal Of Logistic Management ,Vol.3 No.1.
Supranto, J, 2007, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global: edisi 2, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Taufiqurokhman,
2016, Manajemen Strategik, Penerbit
Fisip Universitas Prof. Dr. Mustopo Beragama, Jakarta
Webbsite:
Komentar
Posting Komentar