FAKTOR HAMBATAN DALAM MOTIVASI
KERJA GENERASI Z
Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia
salah satu isu yang ada adalah usia atau pengelompokan usia, dimana dalam suatu
organisasi baik profit maupun non-profit diisi oleh banyak karyawan yang
berbeda-beda termasuk didalamnya berbeda umur, ada yang muda yang baru masuk
kerja ada juga yang sudah tua dan senior dalam pekerjaannya. Memperhatikan dan
kemudian meramu dalam organisasi usia ini perlu diperhatikan oleh seorang
manajer untuk mengetahui karakteristik dalam bekerja yang bisa dimanfaatkan
untuk keberhasilan organisasi , seperti pendapat (Uhl-bien, dll, 2014:32 ) bahwa perpaduan
generasi memberi contoh yang baik dalam mengelola keragaman yang memberikan
manfaat.
Berdasarkan hal tersebut tulisan
ini akan membahas isu usia sebagai topik pembahasan yang sumber utamanya
diambil dari jurnal yang berjudul “barriers to work motivation generation Z”
atau hambatan-hambatan terhadap motivasi kerja generasi Z yang ditulis oleh Jana fratričova, Zuzana Kirchmayer.
Adapun sekilas tentang topik ini
adalah bahwa yang dikatakan sebagai generasi z adalah yang lahir diatas tahun
1995 yang berarti tahun ini usia mereka rata-rata adalah 24 tahun sehingga
dapat dikatakan bahwa mereka siap memasuki dunia kerja atau bahkan ada yang
sudah betul-betul aktif bekerja secara profesional dalam perusahaan dan
organisasi pemerintah.
Terdapat tiga generasi yang saat
ini aktif dalam dunia kerja yaitu generasi Baby Boomers, generasi X dan
generasi Y, namun sebentar lagi mereka akan memasuki usia pensiun meskipun ada
kecenderungan bahwa mereka yang lahir tahun 60 an masih bekerja.
Sementara itu generasi Z sudah
mulai memasuki usia kerja dan bergabung dalam pasar tenaga kerja untuk
berkiprah dalam berbagai sendi pekerjaan sehingga dikatakan memainkan peran
mengatur dunia saat ini dan kedepannya, maka tak dapat dipungkiri bahwa dalam
abad ke-21 ini generasi z ini akan bekerja berdampingan dengan generasi
sebelumnya.
Dengan saling kerjasama dalam suatu
organisasi diantara generasi ini akan menjadi kompleksitas tersendiri dan
tantangan tersendiri bagi para menejer untuk mengelola perbedaan usia tersebut
agar dapat menjadi tim yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sebuah penelitian dalam tulisan ini fokus
kepada karakteristik generasi z yang berpotensi
akan berpengaruh terhadap manajemen secara umum dan manajemen sumber
daya manusia khususnya, dengan mempelajari karakteristik-karakteristik dan
kecenderungan umum genarasi ini yang diantaranya bahwa mereka ini yang
digambarkan sangat dekat terhubung dengan teknologi dan dunia digital,
internet, wiffi dan sejenisnya.
Hasil penelitan menunjukkan:
1). Tidak menikmati pekerjaannya 57.02%
2) Rekan kerja: Iklim tim 48.94%
3) Beban Kerja 21.70%
4) Kurangnya tujuan 20.00%
5) Pembayaranrendah 17.87%
6) Tidak tertarik pada pekerjaan / hanya bekerja untuk uang 15.74%
7) Kinerja buruk 14.04%
8) Bukan karyanya yang menarik 11.91%
9) Kepemimpinan 10.21%
10) Hadiah berup pembayaran tidak adil 9.79%
11) Kepemimpinan: Pemimpin yang buruk 8.94%
12) Pekerjaan monoton 8.94%
13) Kondisi kerja fisik 8.09%
14) Rekan kerja: Konflik7.23%
15) Stagnasi karier 6.81%
Apabila faktor-faktor tersebut dimasukan dalam 6 kategori mendapat hasil bahwa kesesuaian yang mempengaruhi motivasi generasi Z adalah : kesesuaian karyawan-pekerjaan (36,42%), diikuti oleh hubungan di tempat kerja (26,17%), faktor yang berhubungan dengan pekerjaan (23,76%), prestasi (8,96%), faktor di luar pekerjaan (4,13%), dan organisasi (0,57%).
Dengan demikian tergambar bahwa yang menghambat motivasi kerja generasi Z adalah:
1. Ketidakcocokan terhadap pekerjaan, isi maupun jenis pekerjaannya atau tidak menemukan area pekerjaan yang cocok juga tidak minat sama sekali dengan pekerjaan itu.
2. Hubungan dalam pekerjaan, masalah dengan rekan kerja (seperti iklim kerja yang buruk, konflik dan tim yang jelek), masalah dengan pimpinan ( hubungan yang tidak baik dengan pemimpin, manajer yang kurang kepemimpinannya dalam tim)
3. Faktor yang terkait pekerjaan, beban kerja yang berat, upah rendah, bayaran tidak adil, pekerjaan monoton, kondisi fisik kerja yang tidak memuaskan, pekerjaan yang penuh tekanan, jam kerja yang panjang.
4. Pencapaian, kinerja yang buruk yang terjadi karena perasaan yang tidak baik terhadap pekerjaan, tidak jelas prospek peningkatan karir serta kurangnya pengakuan dari teman dan atasan.
5. Faktor luar pekerjaan, yang nilainya kecil yaitu berupa kebohongan dalam pekerjaan karena masalah pribadi yang harus diselesaikan, mengalami hari yang buruk serta faktor kemalasan.
6. Yang terakhir faktor organisasi meskipun sangat kecil pengaruhnya.
Memahami persepsi generasi Z berupa :
motif-motif unik dalam pekerjaan sangat penting untuk dapat mengelola dan mempertahankan serta mengembangkan bakat-bakat yang baik untuk kepentingan organisasi di masa yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar